tag:blogger.com,1999:blog-16106647127257394222024-02-20T09:40:00.328-08:00MARI BELAJAR DAN BERKARYAMerupakan arsipan dan trik serta tips yang bergunaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-55232373424011446252013-10-05T05:25:00.000-07:002013-10-05T05:25:04.683-07:00EQUALISASI BAGIAN II<br /><span style="font-weight: bold;">1. Bagaimana cara meng-eq suatu system</span><br />Kembali
kepada konsep equalisasi adalah untuk mengembalikan suara kepada bentuk
awalnya. Hanya saja telinga manusia memiliki respon yang berbeda-beda
terhadap suara, bergantung kepada kualitas pendengarannya dan rasa seni
orang tersebut. Untuk membuat equalisasi menjadi obyektif maka kita
semua perlu “melihat” sinyal yang dihasilkan speaker. Salah satu alat
yang dapat kita gunakan adalah RTA (Real Time Analyzer), alat ini dapat
memperlihatkan respon yang diterima dari sumber sinyal yang diterimanya.<br /><br />Alat
ini akan memperlihatkan spektrum suara (rentang frekuensi suara yang
dapat diterima oleh alat tersebut) yang dimulai dari 1 oktaf, 1/3 oktaf,
1/6 oktaf, hingga 1/24 oktaf. Cara kerja alat ini adalah dengan
mengolah sinyal yang diterimanya dan memilah-milahnya menjadi
frekuensi-frekunsi yang tersedia pada alat tersebut. Grafik yang kita
lihat dapat berupa dot (lampu-lampu LED), batang, atau hanya berupa
garis pada titik puncak frekuensi yang terukur. Sumbu horizontalnya /
sumbu x menunjukkan frekunsi dalam satuan Hz dan sumbu vertikalnya /
sumbu y menunjukkan kekerasan (gain) dalam satuan dB.<br />Teknologi ini
dikembangkan sejak tahun 1970, dan semakin berkembang di tahun 1980-an,
pada era ini diciptakan RTA yang samplingnya / analisisnya berdasarkan
FFT (Fast Fourier Transfer). RTA ini lebih akurat dibandingkan dengan
RTA yang hanya mengukur berdasarkan arus sinyal elektronik yang masuk ke
dalam alat tersebut .<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Kelemahan RTA</span><br />RTA memang sangat berguna, akan tetapi ada beberapa keterbatasan RTA sebagai berikut (Bob McCarthy, 2003) :<br /><br />•
Informasi RTA terbatas, tidak mengenal pantulan, padahal respon yang ia
tampilkan adalah suara asli ditambah dengan pantulan, fasa speaker, dan
berapa lama sinyal tersebut dalam perjalanan hingga diterima oleh
microphone.<br />• RTA tidak memberikan informasi apakah sinyal yang ia
terima serupa dengan sinyal yang masuk ke dalam speaker. Ia hanya
menggambarkan energi akuistik yang diterima oleh microphone / di sekitar
microphone. Jadi spektrum yang kita lihat dalam bentuk lembah atau
gunung kemungkinan adalah pantulan, atau sinyal yang saling menguatkan
(summation) atau bahkan sinyal yang saling menghilangkan (canceling). <br /><br />Kedua hal tersebut dapat terjadi sebagai akibat interaksi antara speaker dan ruangan.<br />Menurut saya masih ada lagi hal-hal lain sebagai berikut :<br /><br />• RTA sangat tergantung kepada kualitas microphone yang kita gunakan untuk mengukur, dan kualitas kabel yang kita pergunakan.<br />•
Jika kita menggunakan RTA program dalam komputer sound card kita
memberikan andil yang cukup besar dalam mengaburkan hasil ukur.<br /><br />RTA hanya dapat mengkoreksi masalah yang timbul tetapi tidak dapat menyelesaikannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Kapan harus menggunakan RTA dan kapan tidak?</span><br />Kapan kita tidak boleh menggunakan RTA secara langsung :<br /><br />•
Jika anda menghadapi ruangan dengan multi speaker atau speaker dalam
jumlah banyak maka yang anda harus lakukan adalah menyeragamkan waktu
tempuh setiap speaker dengan men-delay-nya terlebih dahulu.<br />• Jika
anda menghadapi masalah akuistik ruang yang cukup parah, software apapun
untuk mengetes system tidak akan dapat digunakan. Selesaikan dulu
masalah akuistik!!<br />• System anda memiliki perkabelan yang buruk!!
Managemen kabel hasur diperbaiki terlebih dahulu, dan menggantik
kabel-kabel dengan respon suara yang kurang baik.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Langkah-langkah meng-eq suatu system</span><br />Agar
system kita dapat di equalisasi dengan baik maka kita perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut (Dennis A. Bohn, 1997) :<br /><br />• Jauhkan sejauh mungkin speaker dari sudut ruangan.<br />•
Minimalkan pantulan speaker, dengar suara aslinya. Banyak gereja
manaruh speaker di kiri dan kanan ruangan, akibatnya speaker akan
memantulkan suara ke dinding.<br />• Jika anda menghadapi masalah akuistik
ruang yang cukup parah, software apapun untuk mengetes system tidak
akan dapat digunakan. Selesaikan dulu masalah akuistik!!<br /><br />Latihlah
telinga anda untuk mengenal frekuensi-frekuensi suara yang sering harus
kita eq, atau sering menimbulkan masalah. Lakukanlah latihan sebagai
berikut :<br /><br />• Pilih sumber suara yang kita kenal, sebagai contoh CD lagu kesukaan anda atau suara anda sendiri.<br />• Set eq parametrik di mixer dalam posisi flat.<br />• Bypass kompressor yang dipasang pada jalur speaker yang akan kita gunakan, karena dapat mengaburkan penilaian kita, terlalu <br /><br />Interaksi antara ruangan dan suara dari speaker adalah kasus yang sukar di selesaikan sebelum memposisikan kembali speaker.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-66275891079730574692013-10-05T05:24:00.000-07:002013-10-05T05:24:03.819-07:00EQUALISASI BAGIAN I<br /><span style="font-weight: bold;">1. Apa yang Dimaksud Dengan Equalizer</span><br />Equalizer
adalah alat yang dapat digunakan untuk menyamakan suara speaker
mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara speaker seperti suara
aslinya. Banyak orang salah mengartikan fungsi equalizer, mereka
menggunakannya untuk mengangkat frekuensi-frekuensi tertentu yang
sebenarnya tidak perlu diangkat, atau bahkan mengurangi
frekuensi-frekuensi tertentu yang tidak perlu dikurangi. Mengapa
demikian? Sebenarnya equalisasi sangat tergantung dari rasa seni
seseorang dan respon telinga orang yang mengoperasikan peralatan sound
system.<br /><br />Supaya kita dapat men-eq system dengan baik, maka sebelum
kita menggunakannya kita perlu memahami kerja eq terlebih dahulu.
Parameter apa saja yang dapat kita ubah pada equalizer? Tombol apa saja
yang terdapat pada equalizer? Dan bagaimana cara menggunakannya? Inilah
pertanyaan yang akan dilemparakan orang ketika akan menggunakan
equalizer, tombol-tombol tersebut adalah :<br /><br />• Gain / level, adalah tombol yang digunakan untuk menambah atau mengurangi frekuensi yang kita inginkan.<br />•
Low pass / High pass, adalah tombol yang digunakan menghilangkan
frekunsi-frekuensi di bawah atau di atas frekuensi yang kita set.<br />• Q / Bandwidth, adalah tombol yang digunakan untuk memperlebar atau mempersempit kurva equalizer.<br />• Frequency, mengubah frekuensi sehingga mencapai frekuensi yang kita inginkan.<br />•
Volume gain / make up gain, adalah tombol yang digunakan untuk menambah
atau mengurangi level suara yang keluar dari equalizer.<br /><br />Ada bermacam-macam jenis equalizer sesuai dengan jenis dan penggunaannya. Berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1.1. Parametrik equalizer</span><br />Kurva
equalizer ini dapat kita geser dan rubah bentuk kurvanya, dengan kata
lain semua parameter (ukuran) yang ada dapat kita rubah. Parameter yang
dapat kita ubah adalah :<br /><br />• Gain, untuk mengurangi atau menambah kurva parametrik yang kita inginkan, besarnya diukur dalam dB.<br />•
Q, adalah besaran yang digunakan untuk memperlebar atau mempersempit
kurva parametrik sesuai dengan yang kita inginkan, besarannya pada
umumnya menggunakan skala 0,1 hingga 10. <br />• Frekuensi, frekuensi pada equalizer parametrik dapat kita geser hingga mencapai frekuensi yang kita inginkan.<br />Bentuk kurva pada parametrik equalizer ada 2 :<br />•
Shelving, bentuk kurva ini memiliki puncak pada bagian akhir frekunsi
rendah maupun frekunsi tinggi dari spektrum frekuensi yang kemudian
mendatar hingga akhir frekuensi. Seperti hi-shelving, akan mengangkat
puncak frekuensi 12 kHz, dan low-shelving akan mengangkat frekuensi 80
Hz pada umumnya. Beberapa eq menyediakan fasilitas untuk kita dapat
mengubah frekuensi pada puncak kurva. <br />• Bell shape, bentuk kurva
pada equalisasi ini adalah seperti lonceng, pada umumnya parametrik
murni akan menggunakan bentuk equalisasi ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1.2. Grafik equalizer</span><br />Equalizer
yang hanya dapat kita tambah dan kurangi pada frekuensi yang sudah
ditetapkan oleh pabrik, biasanya berdasarkan besarnya oktav. Yang umum
beredar di pasaran adalah 1/3 oktav (31 titik frekuensi) dan 2/3 oktav
(15 titik frekuensi). Grafik equalizer dapat kita bagi dalam beberapa
jenis.<br /><br />• Constant Q, bentuk kurva (Q) grafik eq ini tetap walaupun gain hanya di ubah sedikit ataupun banyak.<br />• Variable Q, bentuk kurva grafik eq ini tidak tetap, tergantung dari berapa bayak kita mengangkat gain.<br />• Bandpass filter parameter, bentuk kurva tetap dan gain tetaphanya frekuensi yang dapat kita geser.<br />• Perfect Q, adalah grafik eq analog tapi diproses secara digital, mirip dengan constant Q hanya lebih akurat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1.3. Filter</span><br />Pada
umumnya orang tidak memasukkan filter sebagai jenis equalizer oleh
karena cara kerjanya yang mirip dengan crossover. Tetapi menurut saya
filter dapat pula membantu kita mengurangi frekuensi yang tidak kita
inginkan, sehingga dapat pula kita masukkan sebagai salah satu jenis
equalizer.<br /><br />Contoh dari eq ini adalah switcable highpass dan
switcable lowpass, Highpass filter sangat berguna untuk mengurangi suara
pop pada microphone. Sedangkan lowpass dapat membantu kerja driver
suara tinggi agar tidak bekerja berlebihan sebagai akibat frekuensi
tinggi yang sebenarnya tidak terdengar, tetapi merusak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Kegunaan dari Eq</span><br />Sekali
lagi jangan kita salah langkah dalam menggunakan eq, karena itu harus
kita memahami apa saja kegunaan dari eq. Berikut ini adalah beberapa
manfaat dari kegunaan eq :<br /><br />• Mengurangi feedback.<br />• Menambah
frekuensi yang kita inginkan pada saat sistem bersuara kecil, dan
mengurangi frekuensi yang tidak kita inginkan pada saat kita mengangkat
volume / gain lebih keras.<br />• Membantu respon ruangan terhadap suara,
setiap ruang tidak memiliki respon yang sama terhadap suara. Walaupun
kita memasang speaker dan peralatan yang sama dengan tempaat lain.<br />• Side chain / dynamic eq.<br />• Memperbaiki kerja speaker.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Berpikir Dua kali sebelum meng-eq system</span><br />Orang
cenderung menggunakan equalizer sebagai dewa penyelamat, mereka sangat
berharap eq dapat menyelesaikan masalah mereka. Tidak jarang sound
engineer membeli eq yang harganya puluhan juta! Hanya karena sugesti
bahwa alat tersebut dapat membantu mereka menyelesaikan masalah yang
terjadi dengan sistem mereka. Saya adalah orang yang paling anti
menggunakan eq, sebelum masalah-masalah di bawah ini selesai terlebih
dahulu :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.1. Ruangan</span><br />Ruangan
akan menjadi pembatas kita dalam meng-eq system, setiap ruang memiliki
karakteristik sendiri-sendiri. Jangan sekali-kali kita menyama ratakan
setiap ruangan, dan mengidolakan suatu bentuk setting eq. Jangan mimpi
suara rendah dapat keluar dari speaker pada ruangan yang penjangnya 4m,
karena panjang gelombang suara rendah tidak dapat beresonansi dengan
baik. Atau sebaliknya kita berharap suara rendah sub dapat terdengar
dari jarak puluhan meter dengan jelas, karena daya rambat suara rendah
yang terbatas.<br /><br />Permasalahan utama di dalam ruangan adalah
geometri ruangan itu sendiri (ukuran), baik jumlah jendela, luas
dinding, dan di mana letak benda-benda tersebut. Meng-eq di dalam
ruangan perlu berhati-hati oleh karena pantulan dapat mengaburkan
frekuensi mana yang seharusnya kita ubah. <br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.2. Letak speaker</span><br />Jangan
bermimpi mendengar suara sub yang solid jika kita menaruhnya di kiri
dan kanan panggung. Suara rendah mutlak harus berasal dari satu sumber.
Peletakkan yang berpencar akan mengakibatkan efek yang disebut power
alley (lorong tenaga). Eq dapat menolong? Tentu saja tidak, bahkan
menambah besar jarak antar lorong tenaga tersebut<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.3. Tidak seragamnya waktu tempuh antar komponen speaker</span><br />Ini
adalah ilmu yang dikembangkan sejak pertengahan tahun 1980an, hanya
saja peralatan pendukungnya pada saat itu masih sangat mahal. Saat ini
dengan kemajuan komputer dan harga komputer dan software-nya semakin
murah, membuat peralatan digital pendukung penyetelan speaker semakin
murah pula, sehingga kenyamanan orang mendengar speaker bersuara rapih
semakin bertambah.<br /><br />Mengapa waktu tempuh antar komponen berbeda,
ini cerita yang cukup panjang yang akan kita bahas dilain waktu. Hanya
saja jika kita meng-eq sistem yang tidak di seragamkan waktu tempuh
antar komponen speaker maupun antar speaker, ini merupakan usaha yang
sia-sia, karena sistem anda tetap berisik dan suaranya tetap
berbalap-balapan.<br /> <br /><span style="font-weight: bold;">2.4. Kabel (jenis dan panjang kabel)</span><br />Orang
bule saja tidak percaya kalau kabel dengan merek, jenis, dan panjang
yang berbeda akan menghasilkan suara yang berbeda. Saya belajar
perkabelan sejak hampir 10 tahun lalu, dan saya temukan bergam respon
kabel dan beragam pula hasilnya. Kita tidak perlu meng-eq sistem kita
terlalu banyak apabila manajemen kabel kita baik.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.5. Karakter alat</span><br />Setiap
alat memiliki karakter suara yang berbeda-beda, jangan berharap
ala-alat murah dapat di eq menjadi baik. Mohon diingat bahwa semua alat
sound memiliki karakter suara yang berbeda-beda dan tidak semua produk
memiliki suara yang baik.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.6. Banyaknya microphone yang terbuka (NOM = number of open microphone)</span><br />Harap
diingat pada saat meng-eq feedback bahwa setiap bertambahnya 1 buah
microphone akan menambah 3 dB pada gain system. Semakin banyak
microphone yang berbunyi akan semakin besar pula kemungkinan feedback. <br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.7. Penyimpangan fasa (phase shifting)</span><br />Penyimpangan
fasa justru terjadi sebagai akibat terlalu kita terlelu banyak meng-eq,
atau bahkan menggunakan kabel unbalance yang sangat panjang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.8. Jarak posisi anda mendengar dari speaker</span><br />Jarak
kita mendengarkan speaker akan mempengaruhi penilaian telinga kita
terhadap apa yang akan kita eq. Ingat bahwa di udara juga terjadi
hambatan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.9. Umur speaker</span><br />Saya
pernah bersam-sama Sony dan Thomas mendemokan speaker di BATS di hotel
Shangrila di Jakarta 3 tahun yang lalu. Produk tersebut sudah terkenal
dengan suaranya yang cukup kencang tapi masih eanak didengar. Ternyata
waktu kami pasang suaranya agak kasar dan Sony pun heran “.......
biasanya suara suaranya tidak begini nih!”. Kejadian yang sama terulang
ketika saya memasang speaker dengan merek yang sama untuk OB Van radio
Dahlia, ketika kami coba suara yang sama kembali terdengar, kami mencoba
meng-eq-nya dengan susah payah. Saya baru teringat bahwa speaker
tersebut baru saja kita keluarkan dari dalam dusnya, he, he, he,
......speaker ada indreyen-nya juga ya. Tidak mungkin keluar dari dus
kita harapkan suaranya jadi bagus. Masalah ini kita bahas lain waktu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.10. Suhu dan kelembaban</span><br />Jangan
berharap kita dapat meng-eq di ruangan yang tidak konstan suhu dan
kelembabannya. Mengapa? Pada suhu rendah suara tinggi dan rendah akan
terdengar lebih kuat dibandingkan dengan pada suhu tinggi, ini
disebabkan pada suhu tinggi kelembaban akan bertambah. Bertambahnya
kelembaban akan menambah pula hambatan bagi suara di udara.<br />Jangan
sekali-kali meng-eq dalam kondisi suhu ruangan yang panas atau ac belum
dinyalakan. Karena pada saat ac dinyalakan suhu udara akan turun dan
suara tinggi akan kembali terdengar dengan jelas. <br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.11. Respon telinga operator sendiri</span><br />Banyak
operator memiliki selera sendiri, bahkan tidak sedikit operator bahkan
pemain musik digereja menyetel eq 1/3 oktaf mereka seperti “disco
smile”. Kedua ujung frekuensi eq diangkatdan semakin menurun pada bagian
tengahnya.<br />Jika operator sound di gereja memilih menyetel dengan
seleranya sendiri, sebaiknya operator tersebut belajar mendengar suara
“standard” yang baik. Camkan kata-kata ini “Gereja bukan milik
sekelompok orang, atau bukan hanya dimiliki satu orang”.<br /><br />Interaksi
antara ruangan dan suara dari speaker adalah kasus yang sukar di
selesaikan. Jalan keluarnya adalah hanya dengan memposisikan kembali
speaker ketempat yang seharusnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Kesimpulan</span><br />Agar
dalam meng-eq system, dapat memperoleh hasil yang baik dan maksimal,
maka kita harus mampu menemukan masalah dalam sistem kita yang belum
seimbang / harus di-eq. Memang eq dapat membantu mengurangi beberapa
titik feedback dan sedikit membantu respon speaker terhadap ruangan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-88410023734441709132013-10-05T05:20:00.002-07:002013-10-05T05:20:15.482-07:00MENYOLDER KABEL DAN KONEKTOR <br /><span style="font-weight: bold;">Pak Tolong Saya Pak</span><br />Beberapa
tahun lalu saya dihubungi seorang teman baik saya dan meminta saya
untuk membantu rekannya di Bandung karena proyek instalasi sound
systemnya terancam batal. Tidak lama kemudian saya dihubungi rekan dari
teman baik saya, “Pak tolong saya Pak.. proyek saya di Bandung terancam
batal dan tidak dibayar”. Wah apa yang terjadi ini, saya harus menolong
sesama rekan yang sedang dalam masalah saya pikir. Saat itu saya sedang
berada di Jakarta, segera saja saya tancap gas pulang dari ke Bandung.
Di tengah jalan tol di antara Bandung dan Jakarta saya di temui oleh
Bapak yang telah menelepon saya. Kemudian ia menceritakan apa yang
terjadi dengan proyeknya yang sedang dirundung masalah di Bandung.<br /><br />Rupanya
beliau sedang mengerjakan tempat hiburan yang sudah sempat dibuka namun
pemiliknya segera menutupnya kembali, karena banyaknya permasalahan
dengan sound sistem mereka. Pemilik tempat tersebut sudah marah-marah
karena ternyata semua ruangan karaoke mereka tidak dapat digunakan. Saya
bertanya-tanya, kok bisa ya? Selidik punya selidik ternyata semua sound
sistem di dalam ruangan-ruangan karaoke tersebut mengluarkan suara
mendengung. Mereka sudah tidak dapat berpikir lagi, mengapa suara
dengungan bisa keluar dari speaker, dan penyebabnya tidak dapat mereka
temukan. Dan tentu saja pemiliki tempat tersebut tidak mau membayar
pekerjaan Bapak ini karena pekerjaannya dianggap tidak benar dan tuntas.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pantas Saja Solderan dan Kabelnya Jelek</span><br />Akhirnya
saya sampai di tempat tersebut di utara kota Bandung yang sejuk, tidak
perlu menunggu lama, segera saya memanfaatkan kesempatan yang ada untuk
memeriksa sistem yang telah mereka pasang dalam ruangan-ruangan untuk
karaoke. Sistem karaoke yang mereka gunakan adalah dengan memanfaatkan
komputer sebagai sumber audio dan videonya. Setelah saya mendengarkan
suara yang direproduksi oleh speaker, kesimpulan saya dari kasus yang
terjadi hanya satu, yaitu, kabel! Ya mudah, hanya kabel saja. Saya
menduga pasti kabelnya asal-asalan, benar saja ketika saya mengintip ke
bagian belakang rak mereka, ternyata kabel mereka asal jadi semua.
Perlahan-lahan saya lepaskan satu persatu sambungan yang ada dan saya
dapati seperti apa yang dapat kita lihat pada Gambar A. hingga Gambar C.
Mengapa saya katakan kabel tersebut hanya asal jadi? Ternyata banyak
sekali sambungan kabel dengan konektor yang pada bagian solderannya yang
tidak matang dan bercelah. Bukan hanya solderan saja, masih ditambah
parah lagi dengan kabel yang mereka pergunakan juga tidak sesuai dengan
peruntukkannya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtpN_f3s-zzlm0ALIakgsylljJYkj6WGTUpDWMYgPq27GCYktrsqgJJlI1ayKoCKF5RZpY6klEYIRMtyTfYBWJzbY3q_sfgoUEwsqcbqXH-glLPG0fJgKY80s3QlsXLOIsc_TeEddTeHI/s1600/sol1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtpN_f3s-zzlm0ALIakgsylljJYkj6WGTUpDWMYgPq27GCYktrsqgJJlI1ayKoCKF5RZpY6klEYIRMtyTfYBWJzbY3q_sfgoUEwsqcbqXH-glLPG0fJgKY80s3QlsXLOIsc_TeEddTeHI/s320/sol1.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />Gambar A. Sambungan yang buruk Neutrik NP2C palsu dan RCA.<br /><br />Sudah
cukup parah permasalahan yang mereka miliki, ternyata ibarat sudah
jatuh masih tertimpa tanggal pula. Mereka juga menggunakan konektor
Neutrik palsu dan kabel Canare palsu sehingga menambah runyam masalah
yang mereka hadapi. Beberapa hari kemudian kembali saya temukan
permasalahan lainnya, yaitu pada kabel listrik. Kabel listrik mereka
juga bermasalah dan kabel listrik mereka benar-benar asal jadi, dengan
nekat hanya menggunakan 2 kabel tanpa kabel ground. Akhirnya saya memang
harus mengulang instalasi sound sistem 10 room karaoke mereka dari awal
dan meneliti permasalahan setiap ruang yang umumnya memang bersumber
dari kabel audio, video, dan listrik.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbMNhkdIjAquOsZmqeSlIMf-n7toQN2Ncd5mYE0BXdvBDDcamBZSSQzPQW65tW_40nnF2skLRJXRhCJ5XVN2XcH_ex98lT9KC7f4WTva_WpUTXo0cXHE1FOwGiukZNuyjqidh4f_S-L38/s1600/sol2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbMNhkdIjAquOsZmqeSlIMf-n7toQN2Ncd5mYE0BXdvBDDcamBZSSQzPQW65tW_40nnF2skLRJXRhCJ5XVN2XcH_ex98lT9KC7f4WTva_WpUTXo0cXHE1FOwGiukZNuyjqidh4f_S-L38/s320/sol2.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar B. RCA paralel murahan dan Neutrik NC3FX palsu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkCG0Bk1MwDyMqLEla28vc__28FR1SWYZVRYSa3yeVc_Rnw-z9QOgupjtZ22y3-12pDXJp82A6lRuzRsFuXOJRwZth5NYlPtsgYwdJppJf0HMV6gLvz930nUCt6Dw5OyeIUxoGvZCeahc/s1600/sol3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkCG0Bk1MwDyMqLEla28vc__28FR1SWYZVRYSa3yeVc_Rnw-z9QOgupjtZ22y3-12pDXJp82A6lRuzRsFuXOJRwZth5NYlPtsgYwdJppJf0HMV6gLvz930nUCt6Dw5OyeIUxoGvZCeahc/s320/sol3.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />Gambar C. Solderan yang buruk, Canare L2-T2S palsu dan Neutrik NC3MX palsu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Membuat Sambungan yang Benar</span><br />Sangar
sering saya ditanya oleh banyak orang bagaimana cara menyolder yang
baik dan benar. Rupanya cukup banyak orang sudah frustrasi menyolder
kabel, seringkali sebenarnya kesulitan penyolderan terjadi karena
alat-alat bantu yang salah atau tidak bahkan tidak membantu pekerjaan
kita sama sekali. Tadinya saya pikir orang-orang yang frustrasi
menyolder cuma terjadi di Indonesia saja, ternyata sampai ke negara
tetangga Australia dan Malaysia penyakit ini menular juga. Pada umumnya
di negara tetangga kita tenaga kerja mahal, mereka memilih menyolder
kabel dan konektor mereka sendiri. Sebagai akibat mereka kurang mengerti
dan kurang mahir menyolder, hasilnya dapat kita lihat. Bukan hanya
kabel saja yang bermasalah tetapi sambungan konektor microphone mereka
juga. Berkali-kali konektor laki-laki pada microphone mereka terlepas
dari rumahnya, dan mereka memperbaikinya dengan menyolder. Di Malaysia
saya baru-baru ini menemukan sesuatu yang tidak kalah menarik,
rekan-rekan pelajar Indonesia yang ada di Malaysia menyolder kabel
dengan cara yang unik, yaitu tanpa membuka rajutan pelindung kabel. Ha,
ha, ha... yang mengherankan kok bisa kabel ini bekerja dengan baik.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxMSZx8r00MQf_vfkQqugWa6RZwu9cDcBbq-m1W_Kv2NJJcW2iMh0u7xvaOKPljcWOBT1rvKyprylVclWuLFEgVhoA6PWdb1YfqCCR9eYm-Fhk5MX69jPGAiz64NgmV3gL5plI2kI83L8/s1600/sol4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxMSZx8r00MQf_vfkQqugWa6RZwu9cDcBbq-m1W_Kv2NJJcW2iMh0u7xvaOKPljcWOBT1rvKyprylVclWuLFEgVhoA6PWdb1YfqCCR9eYm-Fhk5MX69jPGAiz64NgmV3gL5plI2kI83L8/s320/sol4.JPG" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Gambar D. Kawat kabel groundnya terlepas, konektor tersolder.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiohfFcufnl9X_x-5ZcAEphc9007h2XdfmZAoFNwv7-nC8IZHOrOXXmkaxHaHwtlHZwsplO2Uc2uNwQ2xXaYhYVUqTLPz443vrV7I-m1scR9iBfhXQ6ZJQXQojXY0YbAKiYQvvqUZInKpg/s1600/sol5.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiohfFcufnl9X_x-5ZcAEphc9007h2XdfmZAoFNwv7-nC8IZHOrOXXmkaxHaHwtlHZwsplO2Uc2uNwQ2xXaYhYVUqTLPz443vrV7I-m1scR9iBfhXQ6ZJQXQojXY0YbAKiYQvvqUZInKpg/s320/sol5.JPG" width="190" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br />Gambar E. Herannya masih menyambung walaupun solderan tidak benar.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3cNGOVdW7yvLgEjbW2lG3ul0XNp3aV_QHg3fPcMAlopx4YCLZIHcbnMCIGzh1zTdv7GftIyLQHDXCjwLj82FBDN-qCCvVikGjdDsnGOmchVq4PVRXyH1-6FO6WemKKG3ZaJB8Cwrpnaw/s1600/sol6.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3cNGOVdW7yvLgEjbW2lG3ul0XNp3aV_QHg3fPcMAlopx4YCLZIHcbnMCIGzh1zTdv7GftIyLQHDXCjwLj82FBDN-qCCvVikGjdDsnGOmchVq4PVRXyH1-6FO6WemKKG3ZaJB8Cwrpnaw/s320/sol6.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br />Gambar F. Timah terlalu banyak hingga solderan menggelembung, ini hasil solderan rekan Australia.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyOfiFA3h-RizwCF1p8pnbMBmBwz7HnhfUMuVaiwAxa53bupepK_YuOWovlRvzADLlS469HhFDBS847Sph2krptKowTMeOpdpaGmfhiSQ_npKxvNhAXdLjg6jKilExvh1xuKNwFilEYbw/s1600/sol7.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="174" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyOfiFA3h-RizwCF1p8pnbMBmBwz7HnhfUMuVaiwAxa53bupepK_YuOWovlRvzADLlS469HhFDBS847Sph2krptKowTMeOpdpaGmfhiSQ_npKxvNhAXdLjg6jKilExvh1xuKNwFilEYbw/s320/sol7.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Gambar G. Ini solderan mahasiswa Indonesia di Malaysia<br /><br />Tentu saja
di dalam benak kita kembali timbul pertanyaan, “Bagaimana membuat
sambungan antara kabel dan konektor yang baik dan benar?”. Tentu saja
kita semua ingin mengetahui rahasianya bukan? Sebenarnya mudah saja,
langkah yang paling penting sebenarnya adalah pemilihan alat-alat bantu
yang benar. Apa yang kita perlu persiapkan sebelum kita menyolder?
Alat-alat yang perlu kita persiapkan adalah sebagai berikut :<br /><br />1.
Cutter atau pisau, saya lebih senang yang sedikit kurang tajam,
tujuannya adalah agar bagian dalam kabel tidak ikut terpotong.<br />2.
Solder yang cukup panas, jangan menggunakan solderan kecil karena panas
yang ada akan kurang, saya lebih menyukai yang berbentuk pistol dan
dapat mencapai 120 watt.<br />3. Timah yang baik, jangan menggunakan timah
yang terlalu banyak mengandung lemak atau yang berbentuk seperti minyak
cair apabila kita sentuhkan dengan ujung solder. Sebenarnya lemak ini
bertujuan untuk memudahkan timah dapat menempel pada permukaan yang akan
kita solder.<br />4. Tang untuk memotong yang cukup tajam.<br />5. Saya selalu menyiapkan tissue untuk membersihkan ujung solderan.<br /><br />Saya
anjurkan untuk rekan-rekan yang baru mulai belajar menyolder, sebaiknya
menggunakan kabel Canare L2-T2S yang asli. Karena hanya kabel inilah
yang pembungkus luar kabelnya yang dapat bertahan dari suhu solderan
yang tinggi atau ujung solderan yang kita tempelkan terlalu lama. Proses
menyambungkan antara kabel microphone dan konektor XLR yang baik adalah
sebagai berikut :<br /><br />1. Potonglah bagian ujung kabel microphone sebanyak 2 cm secara melingkar, sekeliling pembungkus kabel bagian luar.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx427BI-sTWzE26B2M0xFoHL-YpsSk5eRysVMHGo7zo5Wa3ewbsX3Wzq4_6qM9IRYVxk0BR48qVG1fxpHZ6zdO-8zutT33A5uljbJF8adUXW-La88iehiQcXaQIRcIkgg2wZulVs3YTKk/s1600/sol8.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx427BI-sTWzE26B2M0xFoHL-YpsSk5eRysVMHGo7zo5Wa3ewbsX3Wzq4_6qM9IRYVxk0BR48qVG1fxpHZ6zdO-8zutT33A5uljbJF8adUXW-La88iehiQcXaQIRcIkgg2wZulVs3YTKk/s320/sol8.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br />Gambar H. Kupas pembungkus luar kabel sebanyak 2 cm berkeliling.<br /><br />2.
Untuk kabel-kabel yang menggunakan pelindung yang berupa rajutan
kawat-kawat yang sangat kecil. Lepasakanlah rajutan kawat tersebut
terlebih dahulu, kemudian menyisirnya ke satu arah. Untuk melepaskan
rajutan dan menyisir kawat-kawat tersebut dapat kita gunakan pinset atau
obeng minus yang kecil. Setelah rapih tersisir kita pilin kembali
kawat-kawat tersebut.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzT7iz8OWM4cOxIBTMXlQCwV_HaAesiTnVGp2rqMWimAjg3ozNwmIA5SG9CQtlvzNd5sGWgUbFxmYhA0NqsOlMweVEJciJGqr557fw1zv5MYCsBr4nPhCL3VLDweL_jFDf4LiQvVv2sy0/s1600/sol9.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzT7iz8OWM4cOxIBTMXlQCwV_HaAesiTnVGp2rqMWimAjg3ozNwmIA5SG9CQtlvzNd5sGWgUbFxmYhA0NqsOlMweVEJciJGqr557fw1zv5MYCsBr4nPhCL3VLDweL_jFDf4LiQvVv2sy0/s320/sol9.JPG" width="269" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br />Gambar I. Bersihkan benang pengisi, sisir kawat-kawat pelindung, dan kupas bagian ujung kabel dalam sebanyak 3-5mm.<br /><br />3. Pangkaslah benang-benang pengisi di antara kabel-kabel pada bagian dalam kabel microphone.<br />4.
Kupaslah bagian ujung kedua kabel kecil untuk positif dan negatif yang
terbungkus dengan lapisan PVC, kupaslah berkeliling hingga kabel terbuka
sepanjang 3 sampai 5 mm.<br />5. Kemuadian balutlah ketiga kabel yang
telah terbuka dengan timah, disarankan untuk menggunakan timah dengan
titik lebur yang rendah. Kemudian potonglah ujung kabel yang telah kita
balut tadi yang sehingga rapih dan sesuai dengan kedalaman mangkok
tempat kita dapat memasukkannya ke dalam pin konektor untuk kita solder.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguSCu4v9gLC_GjFM-tsPKARTZZohhBNjvHR0japharcN_k_70vdOE9dwUsqXDhQDUPKjJDcKScln0tJkcBQkNc5DW5LRUgmUDmht9tTxxbekA-wDsGxHv_0RP1QsBEuW826yYf5Ee1cEQ/s1600/sol10.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguSCu4v9gLC_GjFM-tsPKARTZZohhBNjvHR0japharcN_k_70vdOE9dwUsqXDhQDUPKjJDcKScln0tJkcBQkNc5DW5LRUgmUDmht9tTxxbekA-wDsGxHv_0RP1QsBEuW826yYf5Ee1cEQ/s320/sol10.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />Gambar J. Bungkus hasil kupasan dengan timah, dan bersihkan mata solder selalu.<br /><br />6.
Penuhilah mangkok pada bagian yang akan kita solder pada konektor XLR
dengan timah secukupnya. Jangan terlalu sedikit ataupun terlalu
berlebihan. Jika anda menggunakan XLR murahan, anda tidak dapat
menempelkan mata solder terlalu lama, karena akan membengkokkan konektor
karena bahannya yang tidak tahan panas. Kurangnya timah akan tampak
seperti pada Gambar K.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirclGn5L-PGaRwbQ7FfWcZClpyZdI6m9DGaGSCF5vsLPVOmML2x2QjCAgQpVVYHrDBMoNSY_547QxjlPqdFMtKcgSD24bh0mmYkl-kfJADImDfIFGJk5gM12m5Y3Lxse-QOo0njf5susU/s1600/sol11.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirclGn5L-PGaRwbQ7FfWcZClpyZdI6m9DGaGSCF5vsLPVOmML2x2QjCAgQpVVYHrDBMoNSY_547QxjlPqdFMtKcgSD24bh0mmYkl-kfJADImDfIFGJk5gM12m5Y3Lxse-QOo0njf5susU/s320/sol11.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />Gambar K. Kurangnya timah pada solderan<br /><br />7. Panasilah mangkok tadi satu persatu hingga timah mencair dan masukkanlah kabel yang telah kita balut dengan timah tadi. <br /><br />Mengapa
saya membalut kabel yang sudah saya kupas atau kawat-kawat pelindung
yang saya sisir? Tujuan utama pembalutan ini adalah agar tidak ada
satupun kawat yang terlepas dari pilinannya dan bersinggungan dengan
bagian konektor maupun kabel yang terbuka sehingga mengakibatkan
konsleting. Gambar L. memperlihatkan kawat pelindung kabel yang tidak
terbalut, dan sangat berbahaya karena dapat membuka dan menyentuh bagian
yang tidak terbungkus.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis7Vz3fvRkVKuIe8e4iSHX2qC1-1TiU7pIr7-V_cOLG_SB7sXntknh9YxeHYXl1lssOcXiIKgZ5nZZvGq-zlv_jDOgNRR4-6-vZ0F7CDKD9o84FoagET7fRQxNqOYa6qmFeJhOq7GQ20g/s1600/sol12.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="164" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis7Vz3fvRkVKuIe8e4iSHX2qC1-1TiU7pIr7-V_cOLG_SB7sXntknh9YxeHYXl1lssOcXiIKgZ5nZZvGq-zlv_jDOgNRR4-6-vZ0F7CDKD9o84FoagET7fRQxNqOYa6qmFeJhOq7GQ20g/s320/sol12.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Gambar L. Kawat-kawat untuk ground yang tidak disolder.<br /><br />Jika
rekan-rekan belum mahir menyolder, terlalu lama menempelkan mata solder
umumnya akan membuat timah menjadi kusam karena terjadinya penurunan
kualitasnya sebagai akibat suhu yang terlalu panas. Buanglah timah yang
telah berwarna kusam dan gantilah dengan timah yang baru, sebagai
gambaran hasil solderan yang baik, harus berwarna mengkilap dan bersih
dari kotoran. Warna kusam dan kotoran dapat pula diakibatkan oleh
terkumpulnya residu timah pada mata solder, bersihkanlah dengan tissue
sehingga bersih. Jika tidak hasil solderan kita akan tercemari residu
timah yang telah menjadi rusak.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kunci Utama pada Timah</span><br />Jika
kita perhatikan kebutuhan di atas tentu saja akan kita anggap spele,
karena semuanya kita miliki dan tidak ada istimewanya. Ya, benar semua
bahan-bahan di atas kita bisa dapatkan di pasar elektronik, cuma satu
yang tidak bisa kita dapatkan dengan mudah, yaitu timah solder. Padahal
timah solder adalah kunci utama keberhasilan kita dalam menyambungkan
kabel dan konektor. “Lho.. banyak kok timah solder di ditoko
elektronik..” ini komentar peserta seminar di mana saya menjadi
pembicara trainer mereka. Benar timah solder dengan mudah kita jumpai di
toko elektronik, tetapi tahukah kita akan kualitasnya? Saya sudah
mencoba berbagai macam merek, yang masih cukup baik hingga saat ini
adalah Asahi.<br /><br />Mengapa timah solder justru menjadi permasalahan
yang cukup menentukan? Saya rasa semenjak krisis ekonomi tahun 1997,
material timah kita semakin buruk, apalagi dengan timah buatan Cina.
Banyak sekali bahan pengotor di dalam timah solder, ini terlihat dari
mata ujung solder kita cepat sekali menjadi menghitam dan menjadi kotor.
Hasil solderan juga tidak mengkilap seperti kita menggunakan timah
solder yang baik. Solderan dengan timah yang buruk akan terlihat kusam
dan berkesan tidak matang (atau tidak menempel dengan baik).<br /><br />Solderan
yang tidak matang akan menimbulkan celah antara timah, kabel dan
permukaan kontak. Akibatnya adalah pada celah ini terjadi loncatan arus
sinyal audio, ini bisa menimbulkan suara yang terdistorsi. Masalah yang
lainnya yang dapat timbul adalah masuknya gelombang elektromagnetik atau
juga gangguan dari sinyal radio, rekan-rekan tentu saja sangat tidak
ingin apabila sedang menikmati acara yang sedang berlangsungh tiba-tiba
terganggu dengan suara radio 2 meteran yang sedang dipergunakan untuk
pacaran... ? Masalah lainnya yang dapat terjadi adalah timbulnya
dengungan (hum) pada frekuansi tinggi karena celah ini atau solderan
yang tidak matang. Ciri-ciri timah solderan tidak matang adalah hasil
solder tampak seperti tetesan air dan tidak terlihat merata di atas
permukaan yang kita solder.<br /><br />Celah ini dapat juga diakibatkan
karena banyaknya terlalu banyak lemak (atau ada juga yang menyebutnya
arpus) yang berada diantara kabel, timah dan permukaan konektor.
Sebenarnya tujuan lemak atau arpus ini adalah baik, yaitu untuk
memudahkan agar timah solder dapat masuk hingga ke dalam kabel atau
menempel dengan mudah pada permukaan yang ingin kita solder. Hanya saja
jika berlebihan maka justru dapat menghalangi permukaan timah solder
merekat dengan baik pada permukaan solder. Timah solder sebenarnya jika
kita perhatikan di bagian tengahnya terdapat lubang yang berisi lemak
atau arpus ini. Jangan sekali-kali kita menggunakan arpus tambahan, jika
kita menggunakan konektor murah, dalam beberapa waktu area bagian
unjung yang kita solder dapat berkarat dan patah. <br /><br />Belum tentu
timah dengan harga mahal akan menghasilkan solderan yang baik, saya
sudah mencoba berbagai merek dari yang murah hingga yang mahal. Ada
timah solder dengan harga ratusan ribu per rol 250 gram, tetapi jika
kita pergunakan untuk beberapa jenis konektor malah sulit menempel
dengan baik. Justru untuk konektor ini kita harus menggunakan timah
murah seperti Asahi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Seni Menyolder</span><br />Seni
menyolder, saya menyebutnya demikian, karena ternyata ada orang-orang
yang menyatakan dirinya sound engineer tetapi tidak bisa menyolder
dengan baik dan benar. Untuk menjadi sound engineer yang baik, jangan
hanya mengandalkan diri pada alat-alat yang mahal atau kuping emas
rekan-rekan. Tetapi belajarlah menyolder, merupakan dasar dari semua
ilmu sound sistem yang lain, di mana kita akan belajar bagaimana
menyambungkan dan jenis sambungan. Memang sebentar lagi semua peralatan
sound akan digantikan dengan perlatan digital, tetapi marilah kita
pelajari seni menyolder agar memperlengkapi dasar pengetahuan kita.<br /><br /><span style="color: red;"><b>Box khusus :</b></span><br />
Pergunakanlah timah yang baik untuk menyolder ada beberapa timah yang
baik untuk menyolder yang beredar dipasaran Indonesia. Asahi adalah
mereka yang paling murah dan cukup baik, jangan pergunakan merek lainnya
karena sering menimbulkan masalah, seperti tidak matang dan sulit
menempel. Merek-merek mahal yang patut kita coba adalah Shark, Vampire
dan lain-lain, kedua merek ini mencampurkan timah mereka dengan perak
sehingga hasilnya menjadi berkilap dan matang.<br /> Untuk timah dengan
titik lebur rendah, saya hanya menemukan merek Jepang yaitu Nihon. Hanya
saja lemak yang dimiliki cukup banyak sehingga membuat permukaan
mangkok pin konektor menjadi berlemak dan sulit menempel. Sebaiknya
untuk mengisi mangkok pin konektor gunakanlah Asahi, komposisi bahannya
penyusunnya cukup baik, dan mudah menempel pada permukaan pin konektor.
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-2571211563196603102013-10-05T05:01:00.000-07:002013-10-05T05:01:01.480-07:00ANATOMI KABEL UNTUK SOUND SYSTEM <br /><span style="font-weight: bold;">Suaranya Kok Kasar Ya?</span><br />Beberapa
tahun yang lalu saya di minta seorang teman untuk meninjau sebuah
gereja di Jakarta. Pada saat teman saya tanyakan speaker dan peralatan
apa yang mereka gunakan, ia hanya menyebutkan sebuah merek yang sudah
sanat umum digunakan oleh gereja. Pikir saya, “….. yah itu lagi, itu
lagi, kapan saya mendapat tantangan baru”. Sampai pada harinya saya
meninjau gereja tersebut, ternyata malah saya yang terkejut, karena
mereka ternyata mengunakan speaker EAW MK series untuk full rangenya
& EAW FR 250z untuk subnya. Mixernya menggunakan Allen & Heath
GL 2200, loudspeaker managementnya menggunakan XTA 622, dan
power-powernya menggunakan Crest Audio Pro series. <br />Kemudian saya
bertanya kepada mereka, “….mana mungkin suara speaker ini tidak enak,
apa yang harus saya perbaiki? Ini speaker yang harganya cukup mahal di
dunia?”. Mereka menjawab, “….coba saja Bapak dengar sendiri, kami juga
tidak tahu yang tidak enak apanya, hanya saja kami merasa ada sesuatu
yang tidak enak”. Setelah saya menyalakan CD dan mengeluarkan suaranya,
ternyata, he, he, he, ….. baru saya percaya, memang ternyata suara
speaker tersebut tidak ubahnya speaker buatan Cina.<br /><br />Ada apa yang
salah? Mereknya? Tentu saja tidak, mereka menggunakan merek-merek
terkenal dan berharga mahal untuk instalasi tersebut. Untuk mencari
sumber permasalahan suatu instalasi saya tidak pernah lupa untuk
menengok ke belakang rak. Belakang raknya kebetulan sangat rapih, tetapi
kabel yang mereka gunakan ternyata tidak sesuai dengan suara yang
seharusnya diharapkan dihasilkan oleh speaker. Mengapa demikian? Banyak
orang yang belum paham betul mengenai kabel, bagaimana anatominya, dan
bagaimana penggunaannya di lapangan, atau mungkin juga seringkali orang
menganggap sepele permasalahan kabel.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mengapa Kabel Merupakan Unsur Penting Untuk Sound System?</span><br />Banyak
orang akan berkomentar “Ah kabel …. apa gunanya sih? Pake aja yang
murah toh tetap keluar suara, kalau alat kita bagus, buat apa harus beli
kabel yang mahal supaya suaranya bagus”. Untuk orang yang berpendapat
demikian akan saya beri catatan sedikit. Kabel berperan penting dalam
menyalurkan sinyal audio dari alat ke alat, tak ubahnya seperti pembuluh
darah di dalam tubuh manusia. <br /><br />Ada orang yang tampak sehat dari
luar, penampilannya pun menarik, tetapi ternyata di dalam tubuhnya
seluruh pembuluh darahnya tersumbat. Saya jamin tidak berapa lama lagi
orang ini akan mengalami serangan jantung, apa yang tidak seimbang di
dunia ini akan menghasilkan yang tidak benar pula. Demikian pula dengan
peralatan sound system berharga mahal tidak akan bersuara sebgaimana
seharusnya jika tidak menggunakan kabel yang sesuai dengan ukuran,
jenis, bahkan hingga bagaimana cara orang menyambungkannya
(menyoldernya).<br /> <br /><span style="font-weight: bold;">Jenis-Jenis Kabel</span>Kabel
untuk sound system tidak sesederhana yang kita pikirkan, banyak jenis,
ragam, dan penggunaannya. Untuk menyambungkan microphone saja, terdapat
beberapa jenis kabel, sangat jarang orang yang mengetahui dan
mempelajarinya. Untuk itu marilah kita pelajari bersama-sama jenis
kabel-kabel tersebut sebagai berikut ini :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Kabel Microphone</span><br />Kabel
untuk microphone terdiri dari 2 jenis, demikian pula dengan kabel
balance, yaitu kabel microphone standard dan kabel microphone quad.
Kabel microphone standard terdiri dari 3 kabel yaitu shield (ground /
pelindung), kabel untuk kutub positif, dan kabel untuk kutub negatif.
Sedangkan kabel microphone quad di dalamnya berisi 5 kabel yaitu sheild,
2 kabel untuk kutub positif, dan 2 kabel kutub negatif.<br /><br />Kabel
standard microphone dari Canare seperti L2-T2S terdiri dari 2 buah kabel
dalam yang berwarna biru dan putih. Isi dari kedua kabel tersebut
masing-masing terdiri dari 60 buah kawat tipis. Kabel ini dibungkus
kembali dengan rajutan kawat yang cukup rapat, dapat menolak noise dari
luar, dan memiliki fleksibilitas yang baik. Lapisan plastik pembungkus
luar kabel terbuat dari PVC (Polyvinly Chlorida), demikian pula untuk
pembungkus kedua kabel bagian dalamnya.<br /><br />Untuk mereka yang baru
belajar menyolder kabel, kabel ini adalah kabel yang cukup baik dan
tahan panas solder. Sehingga orang yang baru belajar menyolder tidak
perlu khawatir lapisan kabel tersebut meleleh karena terlalu lama
menempelkan solderan. Tetapi jika terlalu lama tetap akan meleleh juga.
Selain itu kabel balance atau kabel microphone diberi tambahan
benang-benang katun sebagai filler / pengisi dan penguat kabel.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyoiTrx4DY46iD2cxJLOKapxbJKa2sAWF7HLz68WP6Aw7wHSGVPQZma59kABCM3xjGY27_VRt2l2wxnArRF7soU6qQZmpGjhvmEKxNOtqY_iK54FMzqkSpxzwKPrr2fHvBaK2AGd34xZA/s1600/Gambar+1.+Canare+L2-T2S.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyoiTrx4DY46iD2cxJLOKapxbJKa2sAWF7HLz68WP6Aw7wHSGVPQZma59kABCM3xjGY27_VRt2l2wxnArRF7soU6qQZmpGjhvmEKxNOtqY_iK54FMzqkSpxzwKPrr2fHvBaK2AGd34xZA/s1600/Gambar+1.+Canare+L2-T2S.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Kabel microphone Canare L2-T2S<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUt5W_Nh7Y4l5hMfUr-df9y99KLjIqQtwjyQAi_u_SJjRpn5EZEROJO5cv0d-JYDnK165evomX3E6PQ3JBiopdO3Itg1O20XdMdtZqgUtJHHPeyHN1NSAbe8v1Ih06E_phPA3gDc0-gz8/s1600/Gambar+2+Klotz+MY206.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="67" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUt5W_Nh7Y4l5hMfUr-df9y99KLjIqQtwjyQAi_u_SJjRpn5EZEROJO5cv0d-JYDnK165evomX3E6PQ3JBiopdO3Itg1O20XdMdtZqgUtJHHPeyHN1NSAbe8v1Ih06E_phPA3gDc0-gz8/s320/Gambar+2+Klotz+MY206.jpg" width="320" /></a></div>
<br />Klotz MY206<br /><br />Kabel microphone quad dibuat untuk digunakan pada
lingkungan yang cukup tinggi noise pada lingkungan tempat kabel ini
digunakan. Harga kabel ini lebih mahal dari kabel microphone standard,
tetapi memiliki daya tolak noise yang lebih besar pada saat kabel
ditarik cukup panjang. Noise timbul sebagai akibat induksi di antara
kabel positif dan kabel negatif itu sendiri, oleh karena bentuknya yang
quad induksi tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Ditambah lagi
diameter kabel positif dan kabel negatif manjadi lebih besar. Kabel ini
dapat kita manfaatkan untuk tarikan hingga mencapai panjang 100 m.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlKzkNfy_EsifMbcn4ON2gWG4w_WOAi68JCStVmFJcUZ6Q2ThVT3nTSQ9xqufCzS3Q2WRWNtuSUaDL0e-ar5HCwbyfF7P6bszAxqE3W5sTO72Rg87WZaYTDG9_Wz_lLGBgPb8aah4SvfM/s1600/Gambar+3+Canare+L4-E6S.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlKzkNfy_EsifMbcn4ON2gWG4w_WOAi68JCStVmFJcUZ6Q2ThVT3nTSQ9xqufCzS3Q2WRWNtuSUaDL0e-ar5HCwbyfF7P6bszAxqE3W5sTO72Rg87WZaYTDG9_Wz_lLGBgPb8aah4SvfM/s1600/Gambar+3+Canare+L4-E6S.jpg" /></a></div>
Kabel microphone quad Canare L4-E6S<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1u3tdyv-35ybOKjczRfg8CjlQWYVhBPuUebsyd1LDLNkS-YBlr3xcVPxUKpU3EBqcVV5hlW9fxJtXMo-4oDUQNMN3DYhrF_WBeDrg5E9Pd90ZlDFh16W6dXS_HN4CVVTglifc-irrDsU/s1600/gambar+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="90" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1u3tdyv-35ybOKjczRfg8CjlQWYVhBPuUebsyd1LDLNkS-YBlr3xcVPxUKpU3EBqcVV5hlW9fxJtXMo-4oDUQNMN3DYhrF_WBeDrg5E9Pd90ZlDFh16W6dXS_HN4CVVTglifc-irrDsU/s320/gambar+4.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />Kabel microphone quad Klotz SQ422<br /><br />Untuk kabel microphone
dalam bentuk kabel snake, bentuknya mirip dengan beberapa kabel
microphone yang kita gabungkan dan diberi bungkus kembali. Kabel snake
ada yang ditujukan untuk penggunaan mobile dan ada juga yang ditujukan
untuk instalasi secara permananen. Perbedaan yang mendasar pada kedua
kabel ini dapat kita baca pada bagian berikutnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx5onNf7Wh1OIzPTdfQkPjHC66oNR_zx2QsvAIHPlGB7g1JN0mrpqQpHhCS2m3kXc7XlnYB9J6YNRTld-ZASpJNRgCxJEL-zKj-4WRFLq3DG4WNqqlcoqmenEpIxnrlf6LNBuYy4RZUjo/s1600/gambAR+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx5onNf7Wh1OIzPTdfQkPjHC66oNR_zx2QsvAIHPlGB7g1JN0mrpqQpHhCS2m3kXc7XlnYB9J6YNRTld-ZASpJNRgCxJEL-zKj-4WRFLq3DG4WNqqlcoqmenEpIxnrlf6LNBuYy4RZUjo/s1600/gambAR+5.jpg" /></a></div>
<br />Kabel snake untuk di lapangan<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Kabel Balance Untuk Instalasi</span><br />Kabel
balance untuk instalasi tidak berbeda jauh dari kabel microphone dalam
bentuk, ukuran, dan isi bagian dalamnya. Yang membedakannya hanyalah
bahan pembuat bunggkus luar kabel yang lebih keras dan pelindungnya
(sheilding) berupa aluminium foil. Pada kabel ini biasanya kabel untuk
ground dibuat tersendiri dalam bentuk kawat yang dililit. Mengapa
digunakan aluminum foil? Karena kabel ini ditujukan untuk mampu menolak
pengaruh gelombang magnetik dan gelombang radio hingga mencapai 100%.
Sedangkan pada kabel microphone biasa hanya dijamin mencapai 94% saja.<br /><br />Selain
itu agar kabel-kabel ini kuat menahan gaya tarik pada saat instalasi
sedang berlangsung. Untuk dapat menahan gaya tarik yang kuat ini maka
ditambahkan pula serat-serat pengguat seperti pada Canare L4-E6AT dan
Canare L4-E5AT. Serat-serat penguat tersebut terbuat dari kevlar yang
sanggup menahan gaya tarik yang cukup besar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZqRKaMZSahykQaBT8Go-7QQUOk3Bp2z4AjJaKlwOgdEBUBAxWF9xHDqRantJHaEyJkYAJtiflbMuxvZadKcFEKd6Y1F85mwSt5cCb-PdBxuGxWQ1YMuDeTJdW6ICDOPUqLcZmCxdb_gQ/s1600/gambar+7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZqRKaMZSahykQaBT8Go-7QQUOk3Bp2z4AjJaKlwOgdEBUBAxWF9xHDqRantJHaEyJkYAJtiflbMuxvZadKcFEKd6Y1F85mwSt5cCb-PdBxuGxWQ1YMuDeTJdW6ICDOPUqLcZmCxdb_gQ/s1600/gambar+7.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />Kabel instalasi quad dengan penguat kevlar di tengahnya, Canare L4-E6AT<br /><br />Kabel
snake untuk instalasi mirip dengan kabel balance instasai yang kita
gabungkan. Perbedaannya dengan kabel snake untuk mobile hanya pada
sheild-nya yang menggunakan aluminium foil, sedangkan pada kabel snake
mobile menggunakan rajutan kawat<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcrPMvf4mEXX9DK4qcfeaCauqBEqJ5ljhk21twQFa2072K4pviXdqTPyMKeVFsBcXgMHJym9jXO5RPfsJpVBUooczqFhWHfxhOv_A_wkZ2yMeBxCuUJ-BYZZzzArdRNNuMWIap_px1nE8/s1600/Gambar+8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcrPMvf4mEXX9DK4qcfeaCauqBEqJ5ljhk21twQFa2072K4pviXdqTPyMKeVFsBcXgMHJym9jXO5RPfsJpVBUooczqFhWHfxhOv_A_wkZ2yMeBxCuUJ-BYZZzzArdRNNuMWIap_px1nE8/s1600/Gambar+8.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />Snake cable untuk instalasi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXXaGCyIBfgGk8vv8M1WgJxyqdmXXdK76jHIw0XNpdz4Xa30TtNNBOPxvnPRaQxOoQHNMfq1GHomB9YPzmG8-CE_X6ujDK05edPCSW1UJWnjQ5BQrPE4Woaxug-qGz6tiHF-P0crwuzmg/s1600/gambar10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXXaGCyIBfgGk8vv8M1WgJxyqdmXXdK76jHIw0XNpdz4Xa30TtNNBOPxvnPRaQxOoQHNMfq1GHomB9YPzmG8-CE_X6ujDK05edPCSW1UJWnjQ5BQrPE4Woaxug-qGz6tiHF-P0crwuzmg/s1600/gambar10.jpg" /></a></div>
<br />Kabel untuk instalasi antar rak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Kabel Unbalance</span><br />Kabel
ini mungkin tidak aneh untuk orang pada umumnya, oleh karena sebagian
besar kabel hi-fi, kabel untuk radio, dan kabel untuk video berbentuk
seperti ini, yang kita sebut sebagai kabel coax. Hanya saja untuk sound
kabel jenis ini bagian tengahnya berupa serabut, bukannya solid seperti
kabel untuk radio maupun video pada umumya.<br /><br />Hanya saja pada
pembungkus bagian tengahnya masih terdapat lapisan pembungkus bagian
luar, pembungkus ini yang terbuat dari bahan karbon sebagai bahan
pelindung yang bersifat konduktif. Sehingga pada saat kita menyoldernya
kita harus berhati-hati agar turut pula mengupas lapisan tipis ini.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv85xUuS8KsNlVK0H32NPaqcQGvA1Yzp59g0NbD2RiHdhaonwYWWkb5IYi5a-DWRX5TVU9Yolo6lkoJv8up_yWYzi6pMeejrsyFJR-qxOpt6HkbTrx1XnjZC_vNz-vRIZSnuok9tq2sro/s1600/gambar11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv85xUuS8KsNlVK0H32NPaqcQGvA1Yzp59g0NbD2RiHdhaonwYWWkb5IYi5a-DWRX5TVU9Yolo6lkoJv8up_yWYzi6pMeejrsyFJR-qxOpt6HkbTrx1XnjZC_vNz-vRIZSnuok9tq2sro/s1600/gambar11.jpg" /></a></div>
<br />Kabel unbalance untuk instrumen<br /><br />Untuk apa kita harus
membuangnya? Karena jika pelindung tipis berwarna hitam ini menyambung
dengan tembaga pada bagian tengahnya maka kabel yang kita solder akan
mengalami gejala-gejala seperti konsleting.<br /><br />Kabel ini adalah
kabel OFC dengan diameter 18 AWG (American Wire Gauge) khusus untuk
menyambungkan alat-alat unbalance. Kabel ini memiliki kapasitansi dan
tahanan yang rendah sehingga mampu meloloskan sinyal hingga 50 kHz.
Sehingga suara pick up gitar yang jernih dan jelas walaupun kita
menggunakan kabel unbalance ini dalam jarak yang cukup panjang.
Kombinasi antara sheild tembaga dan lapisan karbon dapat melindunggi
kabel dari suara-suara noise microphonic (noise yang sangat kecil) yang
tidak kita inginkan. Noise ini umumnya datang dari cube-cube yang
volumenya kita set besar. Anehnya kabel ini direkomendasikan juga untuk
kabel speaker penghubung antara head ampli dan kabinetnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Kabel Balance Untuk Antar Alat atau Wiring di Dalam Rak</span> <br />Kabel
ini hanya merupakan bentuk penyederhanaan dari kabel microphone
standard. Kabel ini hanya ditujukan untuk tarikan jarak dekat, dan tanpa
beban tarikan yang cukup berat. Biasaya kabel ini memiliki harga yang
cukup murah, sebagai contoh Belden 8760, Belden 8761, dan Canare
L2-B2AT. Isi kabel juga tanpa dilengkapi dengan filler atau benang
pengisi dan penguat kabel.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Kabel Speaker</span><br />Beberapa
orang menganggap kabel speaker amat tidak penting, diganti dengan kabel
listrik pasti juga menyala. Memang benar demikian, hanya saja pendapat
ini tidaklah semuanya benar.<br /><br />Kabel speaker justru memiliki
tahanan yang cukup besar, sehingga bahan pembuatnya harus benar-benar
tembaga murni. Memang benar arus yang mengalir pada kabel speaker adalah
arus AC atau sama dengan listrik pada colokan listrik kita. Hanya saja
arus yang menalir di dalam kabel ini tidak konstan, dan memiliki
dinamika. Berbeda dengan speaker Toa atau ceilling di supermarket yang
menggunakan arus konstan sehingga bisa dikirim jauh tanpa distorsi.<br /><br />Dari
tabel di bawah ini kita bisa baca berapa banyak pengurangan sinyal jika
kita menarik kabel speaker Canare sepanjang yang kita inginkan. Kita
juga tidak boleh melupakan apa yang akan terjadi kalau kita menarik
kabel speaker dengan jarak yang panjang.<br /><br />Untuk memudahkan
penghitungannya Canare telah membuatkan tabel yang kurang lebih dapat
kita gunakan sebagai patokan pada saat kita menarik kabel speaker. Tabel
tersebut sebagai berikut :<br /> <br />Model Tahanan Sepasang Konduktor
(ohm/100m) & Penampang melintang dalam mm Tahanan Konduktor
(ohm/100m) untuk arus kembali Panjang kabel / damping faktor<br /><br />4S6 1,87 / 1,0 mm² (AWG 17) 3,7, untuk DF 20 9,5 m, untuk DF 50 3,0 m<br />4S8 0,75 / 2,5 mm² (AWG 14) 1,5, untuk DF 20 23,3 m, dan untuk DF 50 7,3 m<br />4S11 0,34 / 1,0 mm² (AWG 11) 0,87, untuk DF 20 40,2 m, dan untuk DF 50 12,6 m<br /><br />Semua nilai dihitung berdasarkan asumsi output power amplifier pada 0,05 ohm<br />DF
20 adalah damping factor hanya diperuntukan untuk penggunaan pidato
saja, sedangkan DF 50 adalah nilai yang dibutuhkan untuk musik dengan
band lengkap. Jadi damping faktor akan ditentukan oleh bentuk dan
panjang kabel speaker. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas pada bagian
kedua artikel ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan-Bahan Pembuat Kabel</span><br />Bahan-bahan
penyusun kabel merupakan komponen penting yang membuat suara yang
dihasilkan kabel berbeda-beda. Bahan penyusun kabel yang utama adalah
tembaga, akan tetapi pada umumnya tembaga yang tersedia tidak murni.
Memang kesulitan lainnya akan timbul apabila tembaga tersebut dalam
bentuk murni, oleh karena akan mudah teroksidasi jika mendapat kontak
dengan udara.<br /><br />Untuk menghindarinya beberapa pabrik pembuat kabel
membuat kabel yang diberi label OFC, atau Oxygen Free Cable. Apa maksud
dari kabel ini, kabel ini memiliki pembungkus yang sangat baik sehingga
oksigen tidak dapat masuk hingga ke bagian tengah kabel. Pernah melihat
kabel speaker yang sudah berumur satu tahun dan berwarna hitam agak
kehijauan, itu tandanya oksigen oksigen dapat masuk ke bagian
tengah-tenggah kabel.<br /><br />Pabrik lainnya untuk menghindari oksidasi,
melapis tembaga dengan seng. Hanya saja suara yang dihasilkan sangat
tajam dan suara tone rendahnya kurang, dan anehnya kabel ini memperkuat
sinyal secara keseluruhan. Sehingga pada saat kita membaca meter yang
ada di mixer sinyal naik hampir 40% lebih tinggi dibandingkan dengan
kabel tembaga murni. Mungkin ini hanya pengalaman saya saja di lapangan,
saya anjurkan anda mencobanya sendiri. Contoh kabel-kabel microphone
yang berlapis seng adalah Klotz quad SQ422, Belden 8760, belden 8761,
dll. Sedangkan untuk kabel speaker adalah Belden 8470. Hindari
kabel-kabel ini untuk speaker-speaker yang berlebihan suara tingginya,
demikian pula untuk stasiun radio FM, kerena mereka membutuhkan suara
yang flat.<br /><br />Box Khusus :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Oksidasi</span>Mengapa kabel teroksidasi?<br />Tanda-tanda
kabel yang teroksidasi adalah berwarna kehitaman atau
kecoklat-coklatan, jika kabel sudah teroksidasi, maka suara yang
dhasilkan akan bersuara buruk. elain itu oksidasi perlu diwaspadai, oleh
karena kemapuan kontaknya menurun dan mengakibatkan arus yang melompat
seperti konsleting. Hal ini terjadi oleh karena bagian kontak dari kabel
terlapisi oleh permukaan kabel yang telah teroksidasi sehingga kabel
tidak menempel dengan benar.
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-40103735503764041572013-10-05T04:48:00.000-07:002013-10-05T04:48:00.116-07:00TITIK PERPOTONGAN FREKUENSI (CROSSOVER BAGIAN I)eorang soundman di sebuah club di Padang menunjuk sub woofer JBL SRX
4719 dan mengatakan “Mana crossover di dalamnya? Kalian ke manakan
crossover di dalamnya.. ?”. Pernahkah subwoofer pasif diberikan
crossover pasif di dalamnya? Apa sebenarnya pengertian crossover? Apa
itu crossover pasif? Apa itu crossover aktif?<br /> <br /><span style="font-weight: bold;">Kurang Pengertian</span><br />Memang
ada beberapa merek yang kurang kita kenal membuat subwoofer pasif dan
menambahkan crossover pasif di dalamnya. Akan tetapi ternyata crossover
pasif ini tidak menolong banyak, malah menghabiskan power. Pendapat
semacam ini sebenarnya karena kita kurang mengerti crossover secara
lebih mendalam.<br />Banyak orang salah mengartikan pemberian crossover di
dalam subwoofer dianggap bermanfaat, tetapi malah merugikan, karena
menghambat suara dan membuat panas crossover pasif tersebut saja. Di
samping itu kemiringan filter yang di dapat juga kurang memuaskan, hanya
sebanyak 18 dB per oktaf saja.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ2ZoulD2bWOfgwFDv6bxG3T1zm582d-gMfk-mwms_7RdwVJvinWFYqBJ2dcfFyWREzWMixZeV7Us7fyEqU4aarKzxmV2Fvf38DOy-dyJhQFaCia40H-wT56XT7Dmdmqa52W2Mo6_NWCU/s1600/Jajaran+subwoofer+Tee+Box+Padang.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ2ZoulD2bWOfgwFDv6bxG3T1zm582d-gMfk-mwms_7RdwVJvinWFYqBJ2dcfFyWREzWMixZeV7Us7fyEqU4aarKzxmV2Fvf38DOy-dyJhQFaCia40H-wT56XT7Dmdmqa52W2Mo6_NWCU/s320/Jajaran+subwoofer+Tee+Box+Padang.JPG" width="320" /></a></div>
<br /><span style="font-weight: bold;">Gambar A. Jajaran subwoofer Tee Box Padang<br /><br />Tanpa Suara Hentakan</span><br />Ketidak
hadiran suara hentakan dari sebuah subwoofer, dapat disebabakan oleh
berbagai faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :<br /><br />• Penempatan subwoofer yang salah, di sudut ruangan sehingga bergaung.<br />• Pemilihan jenis subwoofer yang salah, tidak sesuai peruntukkannya, atau desain subwoofer yang salah.<br />• Selisih fasa antara subwoofer dengan speaker full range pada titik perpotongan frekuensi (crossover point).<br />• Kecuraman dari filter pada titik perpotongan frekuensi.<br />• Komponen atau isi dari subwoofer yang tidak sesuai dengan box maupun peruntukkannya.<br />• Polaritas subwoofer atau speaker full range yang salah.<br />• Posisi pendengar berada di tempat yang salah, pada area di mana suara rendah justru saling menghilangkan (canceling).<br />• Jumlah dan jarak antar subwoofer.<br />• Besarnya power dan karakter power ampli yang kita pergunakan.<br /><br />Masih
banyak lagi faktor lainnya yang dapat kita kumpulkan mengenai
permasalahan suara sebuah subwoofer. Saat ini penulis hanya akan
memfokuskan kita pada langkah yang paling utama, yaitu pada polaritas
dari subwoofer dan fullrange saja, untuk permasalahan lainnya akan
penulis bahas pada kesempatan berikutnya.<br /> <br /><span style="font-weight: bold;">Polaritas Acuan</span><br />
Mengapa harus polaritas? Bagaimana dengan polaritas subwoofer? Apakah
polaritas subwoofer harus sama dengan polaritas speaker full range? Atau
haruskah polaritas subwoofer terbalik dari polaritas speaker full
range? Ini semua adalah pertanyaan yang timbul pada saat kita akan
memasang sebuah subwoofer dan sebuah speaker full range, polaritas
siapakah yang akan kita jadikan acuan? Apa itu polaritas? Polaritas
adalah posisi kutub positif dan kutub negatif dari kabel yang
menghantarkan arus maupun sinyal antar alat sound sistem, apakah posisi
sambungan terseubut akan membuat komponen speaker bergerak maju atau
malah bergerak mundur. Daun speaker siapa yang harus bergerak maju?
Apakah daun woofer speaker full range? Apakah daun woofer subwoofer?
Atau kedua-duanya?<br /> Dari sekian banyak kasus dan pengalaman penulis,
penulis hanya akan memusatkan perhatian pda polaritas woofer dari
speaker full range secara khusus. Mengapa demikian? Woofer pada speaker
full range adalah komponen yang menghasilkan suara rendah. Pada umumnya
sasaran utama sound sistem yang kita set adalah menghasilkan suara vokal
yang terdengar jelas dan tebal. Coba perhatikan apa yang terjadi
apabila polaritas woofer speaker full range kita balikkan? Apa yang akan
terjadi? Suara vokal yang akan paling banyak terpengaruhi adalah suara
vokal laki-laki. Suara vokal laki-laki akan terdengar kurang tebal, ini
sebagai akibat fasa pada suara rendah menjadi terbalik. Akibatnya adalah
telinga kita dipaksa mendengarkan suara yang dihasilkan woofer speaker
full range sececara terbalik, inilah yang membuat suara rendah vokal
laki-laki menjadi terdengar tipis. Mengapa demikian? Ini perlu
penjelasan panjang lebar, penulis akan menuliskannya di lain kesempatan.<br />Bagaimana
caranya untuk mengetahui posisi polaritas sebuah komponen? Untuk
mengetahui polaritas dengan mudah dan cepat, gunakanlah alat pengecek
polaritas (polarity checker). Alat ini akan memberikan tanda hijau
apabila daun woofer tersebut bergerak maju.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Catatan Penting :</span>Perhatikan
polaritas konektor XLR dari setiap alat yang anda rangkai, apakah
mixer, power, dan lain-lain, termasuk polaritas tone generator dari alat
pengecek polaritas. Alat-alat sound system pada saat ini telah megacu
kepada penggunaan pin nomor 2 sebagai kutub +, sedangkan alat-alat sound
system sebelum peraturan ini dikeluarkan menggunakan pin nomor 3
sebagai kutub + pada konektor XLR-nya. Jangan lupa untuk mengecek
polaritas konektor XLR pada tone generator dari alat pengecek polaritas.<br /><br />Cara
lainnya untuk mengecek polaritas woofer adalah dengan menggunakan
baterai 9 volt, akan tetapi cara ini akan sangat menyulitkan. Karena
untuk melihat pergerakkan daun woofer dengan mata kita akan sangat
sulit, apakah woofer yang kita cek daunnya bergerak maju atau bergerak
mundur.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berlatih Mendengarkan Penggabungan Suara Yang Benar</span><br />
Proses selanjutnya adalah anda hanya perlu mendengarkan suara yang
dihasilkan dari penggabungan antara suara subwoofer dan speaker full
range. Apabila suara rendah bertambah (summing), atau mungkin juga
frekuensi respon tetap dalam kondisi flat (tanpa penambahan atau
pengurangan). Dapat dikatakan subwoofer sudah dalam posisi polaritas
yang benar dengan speaker full range. Namun jika polaritas subwoofer
berada pada posisi yang salah, maka suara rendah akan terdengar tertekan
(canceling) pada frekuensi tertentu. Tentu saja cara ini memerlukan
kepekaan telinga anda, dan anda harus melatih telinga anda untuk
mendengarkan fenomena yang terjadi ini. Apabila anda memiliki RTA (real
time analyzer), maka melalui RTA, anda akan dapat melihat apa yang
terjadi dengan lebih jelas.<br /> Suara yang bagaimanakah sebenarnya yang
kita cari? Tentu saja kita harus mendapatkan suara yang semakin
bertambah (summing), atau justru malah yang saling menghilangkan
(canceling) antara subwoofer dan suara rendah yang dihasilkan oleh
speaker full range. Pada frekuensi berapa penambahan ini akan terjadi?
Efek ini pada umumnya terjadi tidak jauh dari area di sekitar titik
perpotongan frekuensi yang telah kita pilih. Sebagai contoh, apabila
anda menaruh titik perpotongan frekuensi pada frekuensi 100 Hz, maka
efek saling menambah akan berada pada frekuensi setelah 100 Hz, demikian
pula apabila kita balik polaritas dari subwoofer maka efek saling
menghilangkan akan juga timbul pada frekuensi setelah 100 Hz. Perhatikan
Gambar B. tidak terjadi efek saling menghilangkan pada rentang
frekuensi rendah setelah titik perpotongan frekuensi pada frekuensi 90
Hz.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6cZsGogbJMA_8XAcXVbOhuy_JYajl4bGx6mWCB6F9yg8rOs5Vr_G3s91AaKFDJMFWBknmv_X6gdJZ17_NMPtCgC3ACyd7jV-7VsEcz4AtW13Md802G9AvnEJuiOG_1hPZR4JYOnFJHig/s1600/Frekuensi+Respon+Sub+plus+Main.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6cZsGogbJMA_8XAcXVbOhuy_JYajl4bGx6mWCB6F9yg8rOs5Vr_G3s91AaKFDJMFWBknmv_X6gdJZ17_NMPtCgC3ACyd7jV-7VsEcz4AtW13Md802G9AvnEJuiOG_1hPZR4JYOnFJHig/s320/Frekuensi+Respon+Sub+plus+Main.JPG" width="320" /></a></div>
<br /><span style="font-weight: bold;">Gambar B. Frekuensi respon yang benar antara subwoofer dan full range.</span> <br />
Efek saling menghilangkan atau penambahan pada frekuensi rendah, justru
terjadi tidak pada rentang frekuensi subwoofer (yang berada di bawah
titik perpotongan frekuensi). Gangguan ini justru terjadi pada rentang
frekuensi rendah dari speaker full range. Mengapa demikian? Energi
subwoofer umumnya lebih besar dari pada energi speaker full range,
sehingga sangat jarang sekali area rentang frekuensi subwoofer yang
terpengaruh, kecuali subwoofer dan speaker full range berada pda tingkat
kekuatan yang sama. Kemungkinan lainnya adalah disebabkan karena
distorsi harmonik yang timbul dari suara subwoofer itu sendiri yang
mengakibatkan efek saling menghilangkan pada rentang frekuensi rendah
yang berada pada rentang frekuensi rendah speaker full range.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Saling Menambahkan</span><br />
Suara hentakan yang kita dengar, terdapat di antara frekuensi 100 Hz
hingga 125 Hz. Frekuensi ini dihasilkan baik oleh subwoofer, maupun
speaker full range. Hanya saja apabila terjadi efek saling menghilangkan
terjadi pada frekuensi ini maka suara hentakan akan tenggelam oleh
frekuensi lainnya yang terdengar lebih menonjol. Ini disebabkan karena
energi subwoofer lebih besar dari energi suara rendah speaker full
range, efek saling menghilangkan (canceling) justru terjadi di antara
rentang frekuensi tersebut.<br />Besar harapan penulis apa yang harusnya
menjadi dasar pemasangan subwoofer dapat kita pahami sekarang, bahwa
suara hentakan tidak hanya bersumber dari suara subwoofer saja.
Melainkan berasal dari penggabungan antara suara yang dihasilkan oleh
subwoofer dan suara rendah yang dihasilkan oleh speaker full range.
Polaritas memainkan peranan penting dalam menghasilkan suara hentakan,
kesalahan pada polaritas dapat mengakibatkan hilangnya suara favorit
kita ini.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-81271752639332303952013-10-03T07:41:00.003-07:002013-10-03T18:00:28.035-07:00Mau tau cara merubah psr s910 menjadi KN7000?<a href="http://www.karaokemusikkeyboard.com/" target="_blank"> Mau tau cara merubah psr s910 menjadi KN7000? klik ini <span style="color: yellow;">www.karaokemusikkeyboard.com</span></a><br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-85328969787212020842013-10-03T05:44:00.001-07:002013-10-08T07:48:46.227-07:00Midi Goyang Caesar<a href="http://www.4shared.com/rar/Rpve96q0/buka_dikit_jozz_trans_tv.html" target="_blank">Goyang Caesar adalah goyang yang populer saat ini .. Buruan Download maidinya di <span style="color: red;">Disini</span></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-89875565192640330632013-08-12T15:35:00.000-07:002013-08-12T16:20:55.133-07:00Mengatasi feedback dengan trik equalizer FBQFeedback adalah sesuatu yang terjadi akibat menyimpan kembali suara yang
keluar atau storing, feedback ini tidak terlepas dari sumbernya.
Berikut langkah sederhana mengatasi feedback dengan trik equalizer.<br />
1. Hidupkan mixer dan colokkan mic dimixer dan naikkan fadernya sampai
diatas 0db. Naikkan juga master stereo mixer sampai titik 0db. <br />
2. Ratakan knob high,mid dan low di jam 12 dulu.<br />
3. Pastikan ouput main mixer sudah konek di equalizer baik left maupun right-nya.<br />
4. Ratakan grafik equalizer di 0db. Pastikan fbq indikatornya on.<br />
5. Naikkan mic gain pelan - pelan sampai terjadi feedback.<br />
6. Dan liat indikator fbq saat feedback, lampu yang menyala disitulah feedbacknya. <br />
7. Turunkan perlahan atau potong di grafik yang menyala tadi sampai feedbacknya hilang.<br />
<br />
Note : feedback juga rentang dengan penggunaan GAIN yang berlebihan dan efek reverb .<br />
<br />
Saran : jangan terlalu dekat dengan speaker monitor dan pastikan kalau memegang mic tidak pada kepalanya.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-86909655697618770742013-08-12T15:08:00.000-07:002013-10-03T18:00:28.037-07:00Memanfaatkan Compressor Pada DSP 1 di Keyboard YamahaSampai saat ini masih banyak yang menganggap kalau Keyboard Yamaha
terkenal soft dan tidak tebel pada suara outputnya di banding dengan
keyboard yang lain seperti technisc, korg maupun Roland.<br />
<br />
Ini memang jelas jika kita tidak maksimalkan fitur yang didalamnya
sehingga banyak yang beralih untuk menyampling. namun untuk yang tidak
memiliki budget besar untuk memiliki laptop dan biaya untuk membayar
paket sampel tentu akan tetap pada standar yamaha.<br />
<br />
berikut tips untuk memaksimalkan dsp1 memakai compessor bawaan keyboard.<br />
<br />
1. Masuk ke MIXING CONSULATE<br />
2. TAB KE EFFECT dan pilih menu DSP 1 selanjuatnya di bagian Edit pilih compressor > sistem.<br />
3. atur throshoud -6 db , ratio 2.0 output 90 .<br />
4. bagian reverb pilih hall1 dan chorus pilih chorus 6 atau flanger<br />
5. aturlah volume tiap channel midi maupun style <br />
6 umumnya yang banyak di compres adalh channel 9 gendang ,10 drum, 11 bass yang lain tinngal sesuaikan aja.<br />
7.tentunya ini berpengaruh juga dengan equakizer keyboard dan filter, maka dari itu tinggal menyesuaikan .<br />
<br />
Dengan cara ini saya berani manggung secara berdampingan dengan roland . korg maupun technics.<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="avatar c">
<a href="http://www.keyboardiz.com/?p=user&id=30049" title="Olan nunukan"><img alt="" class="avatar2" src="http://www.keyboardiz.com/users/avatars/30049.jpg" /></a><br />
<a href="http://www.keyboardiz.com/?p=user&id=30049" title="Olan nunukan">viona olan</a><span class="avatar l"><br />nunukan<br />Posts: <b>266</b><br />Uploads: <b>52</b></span></div>
Olan Ana <img alt=":phone:" src="http://www.keyboardiz.com/images/emoticons/icon_telp.gif" /> 082322233432<br />
<br />
'' Si Darah Bugis Bone "<br />
<br />
TAK MENGENAL LELAH DAN SELALU SABARAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-57131509834468788522013-08-12T14:57:00.002-07:002013-08-12T14:57:25.831-07:00Mengapa Kita Perlu Mempelajari Peranan dan Fungsi Akor ?Dengan mempelajari dan mengetahui peranan dan fungsi akor, maka kita
tidak akan ragu-ragu dalam memberikan nuansa bunyi musik pada suatu
lagu. Kita akan tahu benar bagaimana cara memberikan langkah-langkah
akor (progresi akor atau chord progression), sifat-sifat akor, karakter
akor dan warna bunyinya jika masuk atau menuju ke akor yang lain,
memberikan jembatan akor dengan benar, bahkan jika kita juga ingin
memberikan bunyi disonan, tanpa ragu-ragu kita masukkan saja akor
disonan pada suatu lagu.<br />
<br />
Mengapa? Karena kita sudah tahu aturannya, kita sudah tahu peranan dan fungsi dari masing-masing akor dalam ilmu harmoni.<br />
Peranan dan Fungsi Akor<br />
<br />
Peranan dan fungsi akor yang disusun berdasarkan trisuara atau triad
chord dalam tangga nada mayor diatonis dengan kunci do=C adalah sebagai
berikut :<br />
<br />
* Akor Pertama (I) atau C Mayor (C-E-G) disebut sebagai Tonika (Tonic)<br />
* Akor Kedua (II) atau D Minor (D-F-A) disebut sebagai Super Tonika (Super Tonic)<br />
* Akor Ketiga (III) atau E Minor (E-G-B) disebut sebagai Median (Mediant)<br />
* Akor Keempat (IV) atau F Mayor (F-A-C) disebut sebagai Sub Dominan (Sub Dominant)<br />
* Akor Kelima (V) atau G Mayor (G-B-D) disebut sebagai Dominan (Dominant)<br />
* Akor Keenam (VI) atau A Minor (A-C-E) disebut sebagai Sub Median (Sub Mediant)<br />
* Akor Ketujuh (VII) atau B Half Diminished (B-D-F) disebut sebagai Leading Tone<br />
<br />
Fungsi Akor : Akor Pokok<br />
<br />
Jika kita melihat pembagian akor berdasarkan peranan dan fungsinya, maka
kita akan bisa melihat 3 (tiga) macam jenis akor yang utama, yaitu akor
mayor, akor minor, dan akor half diminished. Tiga akor mayor yang telah
disebutkan di atas inilah yang disebut sebagai akor pokok atau akor
utama (primary chords). Jadi sebagai akor pokok adalah Tonika, Sub
Dominan, dan Dominan.<br />
<br />
Untuk tangga nada dengan kunci do = C, maka akor pokoknya yang merupakan akor mayor adalah :<br />
<br />
* Akor C Mayor yang berperan sebagai Tonika<br />
* Akor F Mayor yang berperan sebagai Sub Dominan<br />
* Akor G Mayor yang berperan sebagai Dominan<br />
<br />
Untuk selanjutnya Tonika akan disingkat T, Sub Dominan disingkat S, dan Dominan disingkat D.<br />
<br />
Akor pokok untuk tangga nada dengan kunci yang lain, adalah sebagai berikut :<br />
<br />
* Misalnya, Do = G, maka G Mayor adalah sebagai T, C Mayor sebagai S dan D Mayor sebagai D.<br />
* Misalnya, Do = D, maka D Mayor adalah sebagai T, G Mayor sebagai S dan A Mayor sebagai D.<br />
<br />
Dari sini kita akan lebih mudah memahami peranan dan fungsi akor.<br />
<br />
Mari kita lihat lebih mendalam, ternyata akor G Mayor bisa memiliki
peranan dan fungsi yang berbeda jika terjadi perbedaan kunci tangga
nadanya.<br />
<br />
* Pada tangga nada dengan do = C, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Dominan (D).<br />
* Pada tangga nada dengan do = G, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Tonika (T).<br />
* Pada tangga nada dengan do = D, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Sub Dominan (S).<br />
<br />
Fungsi Akor : Akor Pembantu<br />
<br />
Sedangkan akor minor dalam peranan dan fungsi akor di atas tadi, yaitu
Super Tonika, Median dan Sub Median disebut sebagai akor pembantu. Pada
beberapa teori musik dalam ilmu harmoni, penyebutan Super Tonika, Median
dan Sub Median sebagai akor pembantu lebih disederhanakan berkaitan
dengan peranan dan persaudaraannya dengan akor pokok.<br />
<br />
Istilah yang lain tersebut adalah : (harus selalu diingat, yaitu saat
mempelajari peranan dan fungsi akor harus hanya pada satu tangga nada
mayor diatonis dalam satu kunci saja, kita ambil contoh dalam hal ini
yaitu tangga nada mayor diatonis dengan kunci do = C)<br />
<br />
* Super Tonika disebut sebagai Sub Dominan Pembantu (Sp), yaitu akor D Minor.<br />
* Median disebut sebagai Dominan Pembantu (Dp), yaitu akor E Minor.<br />
* Sub Median disebut sebagai Tonika Pembantu (Tp), yaitu akor A Minor.<br />
<br />
Bagaimana untuk tangga nada dengan kunci yang lain?<br />
<br />
* Misalnya, Do = G, maka A Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), B
Minor sebagai Median (Dp) dan E Minor sebagai Sub Median (Tp).<br />
* Misalnya, Do = F, maka G Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), A
Minor sebagai Median (Dp) dan D Minor sebagai Sub Median (Tp).<br />
<br />
Sehingga dapat kita lihat sebagai berikut :<br />
<br />
* Pada tangga nada dengan do = C, maka akor A Minor berfungsi sebagai Sub Median atau Tp.<br />
* Pada tangga nada dengan do = G, maka akor A Minor berfungsi sebagai Super Tonika atau Sp.<br />
* Pada tangga nada dengan do = F, maka akor A Minor berfungsi sebagai Median atau Dp.<br />
<br />
Sebagai satu kesimpulan untuk sementara dalam artikel ini, yaitu bahwa
akor pokok atau akor utama atau primary chords bersifat akor mayor, dan
dalam satu tangga nada mayor diatonis hanya ada 3 (tiga) akor saja,
yaitu:<br />
<br />
* Tonika<br />
* Sub Dominan<br />
* Dominan<br />
<br />
Sedangkan akor pembantu bersifat akor minor dan juga hanya ada 3 (tiga) saja, yaitu :<br />
<br />
* Super Tonika (Sub Dominan pembantu atau Sp)<br />
* Median (Dominan pembantu atau Dp)<br />
* Sub Median (Tonika pembantu atau Tp)<br />
<br />
Untuk lebih memperdalam lagi maka akan saya bahas pada artikel berikutnya tentang pengertian dari masing-masing fungsi akor.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-78834442118260140462013-08-12T14:53:00.002-07:002013-08-12T14:53:44.800-07:00Genre Musik<b>Jazz</b><br />
Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime,
dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah
Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion,
smooth jazz, dan CafJazz.<br />
<br />
<b>New Age</b><br />
Music New Ages adalah sebuah aliran music yang mampu memberikan sebuah
salah satu pengalaman sbb: positif,relaks,insipirasi,nyaman,semangat,ada
unsur kebudayaan<br />
oleh sebab itu tidaklah heran kalau kita bisa menyukai sebuah music new
ages dengan bahasa yang sama sekali kita tidak mengerti, atau sebuah
lagu yang sudah diciptakan beratus2 tahun yang lalu yang mungkin hanya
dicipakan dengan alat music dan suara vokal seadanya<br />
Music adalah ekspresi dari jiwa.<br />
Mungkin anda yang pernah mendengar lagu new ages pasti sangat mengerti kenapa anda bisa mencintai music ini.<br />
<br />
<b>R&B</b><br />
R&B adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan
blues, yang pertama kali diperkenalkan oleh pemusik Afrika-Amerika. Pada
tahun 1948, perusahaan rekaman RCA Victor memasarkan musik kaum kulit
hitam yang disebut Blues and Rhythm. Pada tahun yang sama, Louis Jordan
mendominasi lima besar tangga lagu R&B dengan tiga lagu, dan dua
dari lagunya berdasar pada ritme boogie-woogie yang terkenal pada tahun
1940-an. Band Jordan, Tympany Five (1938) terdiri dari dirinya sebagai
vokal dan pemain saksofon beserta musisi-musisi lain sebagai pemain
trompet, saksofon tenor, piano, bas, dan drum.Istilah ini pertama kali
dipakai sebagai istilah pemasaran dalam musik di Amerika Serikat pada
tahun 1947 oleh Jerry Wexler yang bekerja pada majalah Billboard.
Istilah ini menggantikan istilah musik ras dan kategori Billboard Harlem
Hit Parade pada Juni 1949. Tahun 1948, RCA Victor memasarkan musik
kulit hitam dengan nama Blues and Rhythm. Frasa tersebut dibalik oleh
Wexler di Atlantic Records, yang menjadi perusahaan rekaman yang
memimpin bidang R&B pada tahun-tahun awal.<br />
<br />
<b>World</b><br />
Dunia musik adalah istilah umum untuk kategori musik global, seperti
musik tradisional atau musik rakyat dari sebuah budaya yang diciptakan
dan dimainkan oleh musisi adat dan erat terkait dengan musik dari daerah
asal mereka. Genre ini biasanya lebih mengandung lagu-lagu rakyat yang
sangat lama, Misalnya Sekitar 0-800 Masehi bahkan<br />
<br />
<b>Dangdut</b><br />
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di
Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun
1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh
unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada
cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir
tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan
masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak
tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang
kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap
pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung,
gambus, rock, pop, bahkan house music.<br />
Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla
(dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi
oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam
sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang
sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu<br />
<br />
<b>Country</b><br />
Genre Country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang
berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia.
Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik
gospel, dan berkembang sejak tahun 1920-an. Istilah musik country mulai
dipakai sekitar tahun 1940-an untuk menggantikan istilah musik hillbilly
yang berkesan merendahkan. Pada tahun 1970-an, istilah musik country
telah menjadi istilah populer. Istilah lain untuk genre musik ini adalah
country and western, namun sudah semakin jarang dipakai kecuali di
Britania Raya dan Irlandia.<br />
<br />
<b>Blues</b><br />
Blues adalah sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS).<br />
Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul
dari komunitas mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan blue note dan
penerapan pola call-and-response (di mana dua kalimat
diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan kalimat
keduanya bisa dianggap sebagai “jawaban” bagi kalimat pertama) dalam
musik dan lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang
berpangkal di Afrika Barat. Di era kini banyak Blues Lovers lahir.
Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin album.<br />
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika
dan Barat yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz,
“blues rock”, “electric blues”, bluegrass, rhythm and blues, rock and
roll, hip-hop, dan country, “reggae”, serta musik rock konvensional.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-3006833534115476442013-08-12T14:49:00.001-07:002013-08-12T14:49:59.528-07:00Cara Menghilangkan suara Vocal Dengan Adobe AuditionIni adalah cara paling mudah untuk menghilangkan suara vokal pada lagu menggunakan Adobe audition:<br />
<br />
1. pilih lagu yang ingin Anda ubah, kemudian buka applikasi Adobe Audition.<br />
2. Import lagu yang ditandai sebelumnya.<br />
3. Selanjutnya pilih Favorites > Vocal Remove.<br />
4. Adobe Audition Vocal Remove<br />
5. simpan dan beri nama file serta ubah format audio kedalam Mp3pro atau sesuai keinginan Anda.<br />
semoga bermampaat....Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-10706004457878975062013-08-10T08:14:00.001-07:002013-08-10T08:14:49.132-07:00Asal - Usul Nama Nunukan<span style="font-size: large;"><b><span style="color: #0070c0; line-height: 115%;">Kenapa Dinamakan Nunukan..?</span></b></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span><span style="line-height: 115%;"> Dahulu kala para pedagang,</span><span style="line-height: 115%;">
nelayan, maupun orang-orang yang berlayar/berperahu dari Tanjung Selor
(Kab. Bulungan) atau Tarakan ke Tawau (Malaysia) dan sebaliknya, biasa
singgah di Pulau Nunukan ini untuk beristirahat atau sekedar mampir. Hal
ini dikarenakan Pulau Nunukan berada pada posisi yang strategis
(dipersimpangan jalur). Dan yang menjadi penanda Pulau ini adalah Pulau
Nunukan dengan adanya Pohon Beringin yang konon katanya sangat rindang,
sehingga terlihat cukup jelas dari Selat Sebatik, meskipun dari jarak
yang cukup jauh. Konon lagi dengan adanya Pohon Beringin inilah nama
Pulau Nunukan berasal.</span></span></span>
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span><span style="line-height: 115%;"> </span><strong><span style="color: red; line-height: 115%;">Pohon Beringin dalam Bahasa Tidung disebut Nunuk (atau dalam logat aslinya : Nunukon) artinya Tempat Pohon Beringin.</span></strong></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span><strong><span style="color: red; line-height: 115%;"> </span></strong><span style="line-height: 115%;"><span style="line-height: 115%;">Motto Kabupaten Nunukan adalah <strong><em>"Penekindi Debaya"</em></strong> yang artinya <strong>Membangun Daerah</strong> (Bahasa Tidung)</span></span></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span><span style="line-height: 115%;">Bahasa
Tidung adalah bahasa yang dipakai oleh Suku Tidung (Suku Asli Nunukan)
begitu mereka biasa disebut, yang sebenarnya adalah orang-orang Dayak
pesisir. Orang Tidung berdiam di sepanjang Pantai Timur Kalimantan Timur
dari Berau (Kab. Berau) di Selatan sampai Kinabalu (Malaysia) di Utara.
Sebagai orang pesisir, orang Tidung umumnya adalah nelayan, dan
nelayanlah yang biasanya memberi nama pulau-pulau sebagai identifikasi
untuk membedakannya dengan pulau lainnya.</span></span></span></div>
<span style="font-size: xx-small;"> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-57825554596321706332013-08-10T02:16:00.003-07:002013-08-10T02:16:33.087-07:00Asal - Usul Nama Nunukan<span style="color: red;"><span style="background-color: white;">Kenapa Dinamakan Nunukan? </span></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;"><img border="0" height="339" src="http://www.bkpmpt.nunukankab.go.id/images/stories/bkpmpt_image/peta%20nnk.png" style="border: 1px solid black; margin-bottom: 5px; margin-top: 0px; vertical-align: text-bottom;" width="715" />Dahulu kala para pedagang,</span><span style="line-height: 115%;">
nelayan, maupun orang-orang yang berlayar/berperahu dari Tanjung Selor
(Kab. Bulungan) atau Tarakan ke Tawau (Malaysia) dan sebaliknya, biasa
singgah di Pulau Nunukan ini untuk beristirahat atau sekedar mampir. Hal
ini dikarenakan Pulau Nunukan berada pada posisi yang strategis
(dipersimpangan jalur). Dan yang menjadi penanda Pulau ini adalah Pulau
Nunukan dengan adanya Pohon Beringin yang konon katanya sangat rindang,
sehingga terlihat cukup jelas dari Selat Sebatik, meskipun dari jarak
yang cukup jauh. Konon lagi dengan adanya Pohon Beringin inilah nama
Pulau Nunukan berasal.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;"> </span><strong><span style="color: red; line-height: 115%;">Pohon Beringin dalam Bahasa Tidung disebut Nunuk (atau dalam logat aslinya : Nunukon) artinya Tempat Pohon Beringin.</span></strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><strong><span style="color: red; line-height: 115%;"> </span></strong><span style="line-height: 115%;"><span style="line-height: 115%;">Motto Kabupaten Nunukan adalah <strong><em>"Penekindi Debaya"</em></strong> yang artinya <strong>Membangun Daerah</strong> (Bahasa Tidung)</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Bahasa
Tidung adalah bahasa yang dipakai oleh Suku Tidung (Suku Asli Nunukan)
begitu mereka biasa disebut, yang sebenarnya adalah orang-orang Dayak
pesisir. Orang Tidung berdiam di sepanjang Pantai Timur Kalimantan Timur
dari Berau (Kab. Berau) di Selatan sampai Kinabalu (Malaysia) di Utara.
Sebagai orang pesisir, orang Tidung umumnya adalah nelayan, dan
nelayanlah yang biasanya memberi nama pulau-pulau sebagai identifikasi
untuk membedakannya dengan pulau lainnya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<span class="article_separator"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1610664712725739422.post-5784111664988676832013-08-10T01:43:00.003-07:002013-08-10T13:30:52.993-07:00Cara Daftar DI IndoBoClub Dan Mendapatkan Dollar setiap Hari<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}" style="font-size: small;"><span class="userContent">BISNIS online TERBAIK 2013 KARYA ANAK INDONESIA<br /> <span style="color: red;"><u>PENDAFTARAN GRATIS</u>.</span><br /> Investasi : (selama 100 hari kerja).<br /> Rp.100.000 jadi Rp.605.731<br /> Rp.200.000 jadi Rp.1.211.461<span class="text_exposed_show"><br /> Rp.300.000 jadi Rp.1.817.192<br /> Rp.500.000 jadi Rp.3.525.249<br /> Rp.1.000.000 jadi Rp.7.137.975<br /> Rp.5.000.000 jadi Rp.36.397.581<br /> Rp.10.000.000 jadi Rp.74.501.569<br /> Dapatkan $0.01 bila dapat member/ referral.<br /> bisnis ini telah go internasional. sudah<br /> banyak member dari luar negeri yang<br /> mengikuti bisnis ini.<br /> dari sekian banyak bisnis online yang saya<br /> ikuti, hanya bisnis ini yang saya rasa terbaik.<br /> Penarikan/ pencairan uang bisa melalui<br /> Bank Lokal, bisa juga melalui PM, dan Pulsa.<br /> Caranya . . . .???<br /> klik link ini <a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Findoboclub.com%2F%3Fref%3DOlan%2BAna&h=0AQH4e55pAQEwTtxQiCnmWwZA7KcwfqJ-zdpTpUntrVvoeA&s=1" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://indoboclub.com/<wbr></wbr>?ref=Olan+Ana</a> ,<br /> lalu klik <span style="color: red;">JOIN NOW</span> atau <span style="color: red;">REGISTER</span><br /> isi form pendaftaran (isi dgn benar,terutama<br /> No.HP untuk aktifasi akun anda) :<br /> 1. Daftar<br /> <span style="color: red;">(GRATIS)</span> lalu aktivasi <span style="color: red;">(GRATIS)</span><br /> 2. Sebar link<br /> URL di fb dan twitter<br /> 3. Dapat duit, bisa dicairkan ke bank lokal Indonesia<br /> untuk info dan pertanyaan lebih lanjut bisa<br /> melalui inbox<br /> NB : Untuk aktivasi akun,Cukup sms dngn<br /> Format AKtivasi # Username kirim ke<br /> 085368612630 ( No Admin ) dari nomor yang anda<br /> daftarkan ( Ingat No yang anda daftarkan !!!!!.</span></span></span></h5>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03379716395914458936noreply@blogger.com0